Sabtu, 10 Mei 2014

Aku , kau, dan dia

“Tak ada yang salah bila aku jatuh cinta padamu. Tak ada yang salah juga bila kau juga jatuh cinta padaku. Yang salah adalah ada sosok dirinya antara kau dan aku. Ini kisah cinta segitiga kita. Kisah antara persahabatan dan cinta antara aku, kau, dan dia.”

              Merindukanmu sempat membuatku lupa kenapa aku harus melupakanmu. Kau cinta yang bertepuk sebelah tangan. Sebelah tangan? Mungkin kurang tepat untuk mendeskripsikannya karena kau juga membalas rasaku ini, rasa yang seharusnya tidak tumbuh diantara kita. Kekasih yang tak pernah kumiliki. Kau memori yang harusnya kusimpan rapat di dalam kotak rahasiaku dan kubuang jauh-jauh…
Kau sahabatku, awalnya… tapi, ini mulai salah saat aku menyadari sosokmu terlihat begitu istimewa di mataku, saat kaki kecilku ini selalu mengikuti langkah kakimu yang lebar. Aku selalu tertinggal jauh di belakangmu, mengikutimu dengan nafasku yang terengah-engah. Memburu takut kehilangan sosokmu yang terlihat makin jauh. Tapi, selalu ada pengecualian manis yang selalu kau lakukan terhadapku. Kau selalu berhenti tepat dua puluh langkah kaki kecilku tertinggal di belakangmu. Aku tidak mungkin salah, aku selalu menghitungnya. Kau akan berbalik saat lima kali jantungku berdetak. Lalu, kau tersenyum saat mataku berkedip tepat dua kali. Ini seperti adegan sebuah film dimana segalanya akan terlihat seperti diperlambat, tak akan ada orang terlihat di sekitarmu, yang ada hanya aku dan kau, semua akan terlihat gelap tapi pada satu titik akan terlihat secercah cahaya… pada sosokmu. Setelah itu, kau akan berjalan menjemputku yang jauh tertinggal di belakangmu. Dengan tanganmu yang kokoh kau meraih tanganku, di bagian ini aku selalu tertunduk memandangi tangan kecilku yang bersembunyi di balik genggamanmu yang hangat. Kita berjalan beriringan, seperti pasangan kekasih. Pengecualian manisnya adalah kau tidak akan pernah meninggalkanku tertinggal jauh di belakangmu. Dan dari sinilah perasaan kecil nan manis itu tumbuh mengiringi setiap langkah kita. Tapi, itu semua seperti mimpi. Tahukah kalian tak ada mimpi yang abadi di dunia ini. Mimpi itu akan hilang saat kau terbangun dari tidurmu. Lalu, cessssss mencair entah kemana.
Kau selalu berhenti tepat saat bunyi ke lima puluh yang disebabkan ayunan gantungan kunci yang tergantung di ranselku. Dan aku akan tersentak, mengangkat kepalaku, tersadar dari mimpi indahku. Dan disana kekasihku di alam nyata telah setia menungguku. Dengan senyum manisnya dia selalu menghampirimu tepat saat elusan ketiga kali jarimu di tanganku, lalu kau akan melepaskan tanganku membiarkanku pergi bersama kekasihku. Dia akan datang menghampirimu, menepuk pundakmu dan mengucapkan kata-kata yang selalu terngiang-ngiang di gendang telingaku; “Terimakasih sudah menjaga wanitaku hari ini, Teman.” Kita bertiga sahabat tapi aku lebih dulu menjadi kekasihnya. Entah bagaimana awalnya, bagaimana mulanya aku malah lebih bersimpati kepadamu. Pertahananku begitu rapuh akan pesonamu. Serpihan-serpihan kejadian indah berlompatan, menyesaki benakku dengan imajinasi tentang dirimu; dari caramu membuatku tersipu, tatapanmu yang dalam, sampai pada percakapan-percakapan kecil kita. Dan di suatu hari tak terduga itu, aku tersenyum dan menangis pilu karena dirimu. Entah karena kata-katamu yang begitu ambigu atau aku saja yang menganggapnya terlalu haru. Kau juga mencintaiku…

Medan 14 Maret 2012 
19:37

Tidak ada komentar:

Posting Komentar