Selasa, 10 Februari 2015

Kau, mimpi indahku

Masih teringat dibenakku, semua kejadian indah sekaligus memilukan hati bila mengingatnya. Hari itu aku merasakan hal yg aneh menjalar disekujur tubuhku, seketika saja bibir ini tak mampu berkata dan tubuh ini mulai kikuk ketika bergerak. Kami hanya bisa saling diam ditengah keributan kelas yg sedang belajar agama. Dan tiba saatnya pulang sekolah, aku merasa ada yg aneh darinya dan teman-teman lain. Baiklah akhirnya aku memutuskan untuk pulang saja, dan segera mengambil kendaraan di parkiran sekolah.
Tibalah waktu yg tak pernah ku duga, dia menghampiriku ditempat dimana sepeda motor ku tersusun rapi diantara puluhan sepeda motor lainnya. Dan akhirnya dia mengutarakan semua yg ia rasakan selama ini. Aku hanya bisa diam terpaku dan menyuruhnya untuk menanti jawaban ku. Seketika sampai dirumah, ku arahkan tangan ku ke sebuah tempat yg dijuluki sebagai kantong untuk mengambil hp tercanggih yg pernah aku miliki walau pun sekarang sudah hilang entah kemana.
Terlihat banyak notification darinya yg menharapkan ku untuk segara membalas semua perkataannya yg diparkiran tadi. Dan akhirnya tibalah waktunya aku untuk menjawab. Aku menjawabnya dengan voice note dari sebuah aplikasi sosmed buatan orang luar negeri. “Yes, I will to be your girlfriend…” itulah kata-kata yg aku ucapkan di vn tadi. Dan mulai hari itu juga, tepatnya pada hari Selasa pukul 14:23 kami meresmikan hubungan kami.
Hari demi hari terasa manis ketika bersama, rasanya tak ingin berpisah sedetik saja. Bagaikan perangko dan surat yg selalu menempel erat walau pun hanya direkatkan dengan nasi bukan lem kertas pada umumnya. Maklumlah, namanya juga new couple yg masih hangat-hangatnya.
Bulan pertama pun terlewati dengan mulus, tetapi satu yg membuat ku jengkel. Dia selalu dikerumuni oleh banyak teman wanita, dan membuatku merasa tersingkir. Walau pun begitu, dia selalu memberi penjelasan kepada teman-teman wanitanya untuk sedikit berjaga jarak dengannya demi menjaga perasaan ku.
Bulan kedua layaknya bulan pertama juga. Tak ada sedikit pun kericuhan yg menerpa hubungan kami, hanya saja aku yg selalu egois tetapi dia tetap mengerti. Dia tak pernah menuntut yg aneh-aneh kepada ku. Dia hanya ingin aku menjadi perempuan yg sewajarnya. Mulai dari mata ini terbuka hingga tertutup kembali dia selalu mengabari ku, tampaknya dia tak ingin membuat ku berfikir yg aneh-aneh tentangnya.
Bulan ketiga, kami sudah semakin dekat saja. Hingga pada suatu hari sepulang dari acara Maulid Nabi SAW di sekolah tercinta ini, kami pergi menjenguk orang tua dari teman kami yg tertimpa musibah yg mengharuskan kami untuk satu kereta karena perjalanan yg ditempuh cukup jauh. Dan setelah selesai menjenguk orang tua teman kami, kami pulang melewati parbus (parit busuk, haha) elit yg banyak orang menyebutnya kanal. Kami terjatuh di rerumputan berabu, dan kejadian ini membuatnya khawatir tak karuan. Aku ingin tertawa tetapi hati ini tak tega karna melihat wajah cemasnya itu.

Sesampainya dirumah dia menanyakan kabar ku via sms, tampaknya dia sangat khawatir tak ingin aku terluka sedikit pun. Sepeda motor yg dulunya tak ada lecet sedikit pun kini lecet, membuatku takut jika nanti mama menanyakannya. Tapi didalam hati tertawa sendiri diiringi dengan senyum simpul yg terukir di wajah bulat ini. Berharap jika kelak kami akan selalu bersama dan menceritakan kisah yg menegangkan sekaligus menggelitik di perut.
Bulan keempat pun lancar, hingga pada bulan kelima tepatnya pada bulan Puasa Ramadhan aku memutuskan untuk break. Aku merasa bahwa aku tidak cocok bersamanya. Aku merasa aku hanya klop dengan teman sekelas lelaki yg tidak mungkin aku sebutkan dalam cerita ini. Dan pada awal masuk sekolah setelah selesai dari libur panjang Ramadhan kami pun akur kembali. Dan ketika sudah mulai belajar aktif disekolah dia pun terpilih sebagai peserta lomba di salah satu sekolah favorit.
Berhari-hari dia latihan pramuka yg memaksanya untuk izin tidak mengikuti pelajaran dikelas. Dan inilah hari yg menegangkan sekaligus seru bagi semua anak pramuka. Lomba pramuka se-Sumatera Utara di MAN 2 Medan. Sepulang sekolah aku bersama teman-teman pun datang melihat lomba itu dan berharap agar dia mengatakan hal yg selama ini mengusik hati ku, KANGEN.
Tapi setibanya di tempat dimana lomba itu di adakan, dia mengacuhkan ku. Dia meninggalkan ku yg telah merelakan diri menempuh jalan yg basah karena hujan. Dia sibuk dengan teman-teman barunya dalam Organisasi Pramuka itu, dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang. Ketika menempuh perjalanan pulang aku hanya bisa meneteskan air mata disebalik kaca helm kuning ku. Meratapi sikapnya yg mulai berubah kepada ku, tak seperti saat bulan-bulan yg lalu.
Memasuki bulan kesembilan, kami akur kembali. Aku senang melihatnya begini, kelihatannya dia tak ingin melepaskan ku walau hanya sekejap saja. Tetapi perkiraan ku salah, aku berniat untuk memberikan surprise kepadanya tetapi dia salah paham. Dia mengira aku diam karna aku sudah tak menghiraukannya lagi, tetapi sesungguhnya aku sangat menghiraukannya.
Tiba saatnya ujian semester, semua murid mulai belajar keras-sekeras kerasnya. Kami masih diam tanpa sepatah kata pun. Aku merindukan saat-saat MID Semester 2 bulan lalu, dimana kami mengahapal pelajaran bersama serta berbincang-bincang tentang segala kisi-kisi yg diberikan oleh guru. Tapi kini semua itu sudah berubah, dia pun juga tak ingin membalaskan pesan yg ku tujukan kepadanya.
Tibalah hari yg tak pernah aku inginkan itu, tepat pada tanggal 6 yaitu jatuh pada hari sabtu pukul sekian. Dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan yg telah kami jalani selama kurang lebih 10bln. Aku mencoba untuk mempertahankan hubungan ini, mencoba untuk membuatnya untuk menarik kata-kata PUTUS yg dia berikan kepada ku lewat sms itu. Tetapi apalah daya, sepertinya dia enggan memperbaiki kayu yg telah patah ini.
Ujian harus tetap berlangsung, hanya saja aku masih merenung dengan sikapnya yg sangat mengejutkanku. Aku masih tetap bercucuran air mata ketika teman-teman bertanya perihal tentang hubunganku dengannya. Aku masih tetap merenung ketika ku dapati wajah yg selama kurang lebih sepuluh bulan itu tak lagi mau tersenyum untukku. Jangankan tersenyum, melihat wajah ku saja sepertinya ia sudah muak.
Telah 2 bulan dia tak memberikan ku kabar, tak menyapa pagi ku dengan sms so sweet yg selama ini menghujamiku, tak mengucapkan selamat malam yg biasa diucapkannya sebelum tidurku, tak menanyakan apakah aku sudah makan atau belum, tak mengirimkanku sebuah vn lagi, pokoknya semua yg biasa dia lakukan kini tak pernah lagi. Semua hilang, bagai ditelan paus besar dan dibawa ke laut paling dalam yg tak terjamah oleh manusia.
Semarah itu kah?sedendam itu kah?sehingga kini dia tak mau menjalin yg namanya tali pertemanan dengan ku?tapi kenapa ketika dia mengucapkan kata perpisahan dia meminta ku untuk menjadi sahabatnya?apakah itu hanya sekedar gurauan agar aku tidak terlarut-larut dalam yg namanya galau?ahh sudahlah. Semua itu sudah tidak terdeteksi oleh akal dan hati ku, semua sudah samar-samar bagai hukum bacaan ikhfa dalam ilmu tajwid.
Sebentar lagi adalah tanggal 11, tanggal dimana aku merasakan kebahagian yg tak terhingga tetapi juga sekaligus merasakan pedihnya menunggu yg tak kunjung datang. Apakah ini pertanda bagiku, bahwa secara tidak langsung dia menyuruh ku untuk berhenti menantinya?apakah dihati dan fikirannya sudah tidak ada lagi yg namnanya aku?taktau, semua itu masih menjadi sebuah misteri.
Jika waktu dapat terulang kembali, aku akan berusaha meyakinkannya bahwa aku adalah yg paling tepat untuknya. Jujur aku akui, aku sangat berharap banyak pada semua janji yg dulu pernah dia ucapkan. Sedih? Tentu. Aku tidak bias mengobrol dengannya lagi, tak bisa bertatap penuh cinta lagi, dan tak bisa tertawa lagi dengannya.
And I keep up with our old friends just to ask them, how you are? Hope it is nice who you are. Never imagined we’d and like this. I want back in time and change it but I cant. I just want to say, I love you so much and happy anniversary 1years. I hope you always happy although without me.

The end….:*